KETAULDANAN KUNCI SUKSES PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan
karakter, merupakan sebuah istilah yang juga didengar dalam dunia pendidikan.
Sebuah pengharapan dari apa yang diperbuat menunjukkan contoh sehingga terbina
serta terarahnya perilaku yang diperbuat oleh
peserta didik.
Upaya
Penerapan nilai – nilai karakter dalam dunia pendidikan dilakukan dengan
berbagai hal, seperti diadakan workshop pembinaan guru dan masyarakat sekolah
mengenai pendidikan karakter misalnya, bahkan juga dalam perangkat pembelajaran
yang dibuat guru sekalipun juga dibunyikan karakter yang ingin dicapai dari
sebuah indikator pembelajaran yang diajarkan.
Untuk
pencapaian harapan ini tentulah tidak mudah, dibutuhkan upaya dan trik
tersendiri dalam penerapan nilai – nilai pendidikan karakter itu sendiri.
Rasulullah
SAW, sebetulnya jauh beberapa abad yang silam telah memberikan sumbangsi
perbuatan nyata mengenai pendidikan karakter ini. Walaupun pada masa itu istilah
pendidikan karakter belum begitu buming disebut orang. Akan tetapi wujud nyata
dari pendidikan karakter itu sudah tampak.
Coba
dilihat, bukti keberhasilan Rasulullah SAW, walau dibenci oleh kafir quraisy
ditanah kelahirannya sendiri yaitu Makkah karena memiliki cara pandang yang
berbeda dari kebiasaan yang dianut Quraisy, akan tetapi Rasulullah SAW selalu
memberikan kebenaran dan pencerahan dengan cara pendekatan bertahap demi
bertahap. Alhasil kebiasaan kelam yang biasa dilakukan berhasil dirobah dengan
dunia terang benderang dalam kebenaran.
Ataupun
dalam kisah lain misalnya, ketika kebencian kaum Quraisy terhadap apa yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW beserta sahabatnya, sehingga berbagai macam
ancaman serta perbuatan keji sekalipun dilakukan kaum quraisy atas diri
Rasulullah. Ketika Rasulullah melewati sebuah jalan yang biasa dilalui menuju
kemesjid, rasulullah diludahi oleh pihak quraisy,
hingga air ludahnya itu jatuh
tepat dikepala Rasulullah. Berulang kali hal ini diterima Rasulullah. Namun
suatu hari hal ini tidak ditemukan rasulullah, hingga rasulullah pun heran,
biasa diludahi, hari ini kok tidak. Ditelusuri ternyata yang biasa meludahinya
sedang dalam ke adaan sakit. Rasulullah pun menyilaunya.
Inilah
pendidikan karakter yang sesungguhnya, ketika sebuah perbuatan nyata,
menampakkan hasil yang begitu luar biasa. Metode yang dikenal dengan metode
ketauladanan. Dengan ketauladanan yang diperlihatkan hingga objek yang menjadi
sasaran yang diharapkan dalam penerapan pendidikan karakter akan bisa menghasilkan
pendidikan karakter yang diharapkan.
Kadang
kala ini yang kurang kita perhatikan, disekolah misalnya hanya menggunakan kata
– kata yang sifatnya menyuruh kepada peserta didik, sehingga menyebabkan
peserta didik merasa terbebani untuk melaksanakan perintah terebut. Contoh :
dalam memungut sampah misalnya, kadang kala kita menggunakan kalimat “ambil dan
buanglah sampah itu”, sedangkan kita sendiri tidak ikut andil langsung dalam
kegiatan tersebut. Contoh lain dalam mengarahkan anak untuk melaksanakan sholat
berjama’a. “ Pergilah Sholat berjama’ah”.
Kalimat
– kalimat menyuruh seperti inilah yang mesti kita hindarkan jika ingin berhasil
dalam penerapan pendidikan karakter. Solusinya gunakanlah kalimat yang
sifatnnya kita itu mengajak atau ikut andil langsung dalam setiap kegiatan yang
kita perintahkan, sehingga anak merasa senang untuk melaksanakannya. Contoh
dalam memungut sampah tadi, biasa kita menggunakan perintah “ ambil dan
buanglah sampah itu “, sekarang kita robah menjadi “ ayo kita pungut dan kita
buang sampah itu” , atau dalam mengarahkan anak sholat berjama’ah, yang biasa
kita memerintahkan “ pergilah sholat”, sekarang kita robah menjadi “ mari kita
sama – sama sholat. Sehingga dari kata – kata manis seperti ini yang kita
biasakan kepada anak, membuat anak merasa senang untuk melaksanakan kegiatan
ini.


0 komentar: